Memahami Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Sudah pernah mendengar Obsessive Compulsive Disorder atau biasa disingkat OCD ? Jika belum, OCD ini merupakan kelainan kecemasan kronis yang ditandai dengan perilaku yang obsesif pada penderitanya.

Bagi penderitanya perilaku tersebut harus dilakukan dan tidak boleh ada toleransi untuk tidak melakukannya dengan alasan apapun karena itulah perilaku tersebut sampai terjadi berulang-ulang. Tujuan dari perilaku tadi adalah untuk memberikan ketenangan kepada penderita OCD ini ketika menghadapi situasi dan juga kondisi yang membuatnya cemas.

gejala ketakutan kronis akibat ocd

Definisi dan Tipe Obsessive Compulsive Disorder

Semua ahli mengatakan bahwa hampir semua penderita anxiety disolder atau gangguan kecemasan termasuk obsessive compulsive disorder ini terjadi akibat kegagalan attachment atau ikatan emosional antara sang bayi dengan si pengasuh. Dalam hal ini bisa si ibu secara langsung atau si baby sitter.

Kedekatan emosional tersebut memang sangat dibutuhkan oleh si bayi di masa-masa perkembangan kepribadiannya. Bila sang bayi mempunyai pendekatan emosional yang baik dan juga kokoh, tentu kedepannya bisa menjadi pribadi yang percaya diri. Di kehidupan sehari-hari sendiri banyak para gejala OCD yang tidak kita ketahui.

Hal ini terlihat ketika seseorang harus mengecek beberapa pekerjaan secara berulang kali dan juga merapikan diri agar tidak terlihat berantakan. Hal tersebut sebenarnya masih tergolong wajar jika dilakukan dengan kondisi yang juga wajar. Namun jika dilakukan berulang kali dan melebihi batas wajar, maka pelakunya adalah penderita OCD.

Sementara untuk kategori perfeksionisme, hal ini sangat baik untuk segi psikologis. Dimana seseorang ingin melakukan semua hal dengan sempurna. Namun jika berbicara dari segi patologis, perfeksionisme sendiri merupakan penyakit dimana penderita tidak menerima dan mentoleransi kondisi yang kurang sempurna walau sekecil apapun.

Perfeksionisme biasanya terjadi pada keluarga yang orangtuanya terlalu memberikan kontrol yang sangat kuat kepada anak-anaknya. Dan pembelajaran tersebut langsung tertanam kepada diri sang anak. Namun perfeksionisme bisa berbeda dengan OCD. Meski sekilas tampak sama, karena OCD lebih ke arah hal yang tidak bisa diterima dengan akal sehat.

Sebenarnya para penderita OCD sendiri sadar dan juga mengetahui sehingga dirinya akan merasa terganggu dengan perilaku yang muncul. Namun ia tidak bisa menghentikan perilaku tersebut. Ada beberapa tipe dari perilaku OCD yang sering muncul di kehidupan masyarakat.

1. Checkers:Penderita memiliki perilaku selalu memeriksa. Hal ini disebabkan kecemasan yang tidak masuk akal. Contohnya jika ia tidak melakukan cek selama beberapa kali, ia merasa dirinya akan berada dalam kondisi bahaya dan bisa celaka. Dan ia merasa takut bahwa ia akan disalahkan jika terjadi hal-hal tidak diinginkan.

2. Washers and cleaners:Penderita ini biasanya memiliki ketakutan yang berlebihan kepada kuman. Biasanya para penderita akan menghindarkan diri dari semua hal yang dianggapnya memiliki kuman dan selalu membersihkan diri. Penderita Washers and Cleaners biasanya akan selalu mencuci dan tidak akan merasa aman. Bahkan untuk keluar rumah sendiri ia selalu menggunakan sarung tangan yang menggunakan antiseptik pelindung kuman.

3. Orderers:Penderita ini biasanya selalu mengatur agar barang yang ia inginkan tetap berada sesuai dengan keinginannya. Selain itu penderita tidak nyaman jika barang yang ia miliki diatur atau dipindahkan oleh orang lain.

4. Obsessionals:Penderita OCD tipe ini biasanya mempunyai perasaan obsesif dan juga intruktif yang takut jika dirinya bisa mendatangkan kesialan untuk orang lain.

5. Hoarders:Penderita penyakit OCD tipe ini biasanya selalu mengumpulkan barang-barang yang tidak berharga.
Penyakit obsessive compulsive disorder memang banyak terdapat di kehidupan masyarakat. Namun tentu saja tidak baik jika kita menjauhi para penderita penyakit tersebut.

Berlangganan Artikel Melalui Email!

Suka dengan artikel kami? Daftarkan email anda sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari DetiaBlog

Load comments

0 Response to "Memahami Obsessive Compulsive Disorder (OCD)"