Kisah Tragedi Mayang Prasetyo

Kasus mengenai terbunuhnya Mayang Prasetyo sempat menggemparkan dunia setelah melihat kasus dan juga cerita terbunuhnya warga negara asal Indonesia tersebut. Mayang yang adalah seorang transgender ini dibunuh oleh suaminya sendiri yang bernama Marcus Peter Volke. Detektif Australia sendiri akhirnya mengusut tuntas kasus ini dan mampu mengungkap motif dari Marcus membunuh Mayang yang ternyata bernama asli Febri Andriansyah itu. Saat ini investigasi sendiri masih berkutat kepada kekerasan dalam rumah tangga yang ternyata sudah melampaui batas. Menurut Tom Armitt, kasus kekerasan ini memang cukup rentan terjadi pembunuhan.

Tragedi Terbunuhnya Mayang


Menurut Tom Armitt lagi, Mayang Prasetyo diduga dibunuh pada hari Kamis malam atau Jumat dini hari di apartemen milik mereka di daerah Brisbane. Yang membuat kasus semakin kejam dan juga sulit diinvestigasi adalah Marcus yang memutilasi tubuh Mayang yang kemudian dimasak. Armitt mengungkapkan bahwa pihak kepolisian sudah menyita bukti berupa senjata yang diketahui digunakan oleh Marcus guna membunuh istrinya yang diketahui adalah seorang transgender. Untuk kemungkinan pihak ke 3, polisi masih belum mengetahuinya.

Yang membuat penyelidikan semakin sulit adalah Volke yang melakukan bunuh diri di dekat apartemen mereka ketika polisi mencoba menangkapnya. Pihak kepolisian sendiri sudah melakukan hubungan dengan keluarga Mayang yang tinggal di Lampung dan juga pihak dari Volke di Australia. Armitt sendiri meminta kepada beberapa pihak yang mengenal kedua sosok ini segera mendatangi kepolisian untuk mempermudah investigasi.
Baca juga: Mengintip Pertahanan Misil Terbaik Rusia
Mayang Prasetyo dan Marcus Volke menurut kabar bertemu di kapal pesiar. Marcus ketika itu bertugas sebagai koki. Setelah berkencan, Mayang dan Marcus akhirnya menikah dan hidup di Brisbane, Australia. Usai menikah kehidupan pasangan tersebut tampak indah dari luar. Namun ternyata memiliki duri didalamnya.

Yang mengejutkan adalah pemberitaan Courier Mail yang melaporkan bahwa Mayang dan Marcus pernah bekerja di rumah bordil di kota Melbourne. Ternyata Volke dan Mayang justru bertemu di rumah bordil tersebut bukan di kapal pesiar. Apalagi Marcus sendiri merupakan pekerja seks yang pernah bekerja di Copenhagen, Denmark. Bahkan Marcus memiliki julukan 'Heath XL'.
Senada dengan Marcus, Mayang ternyata juga memiliki pekerjaan sebagai escort transgender 'high class' yang memiliki bayaran cukup tinggi hingga 500 dolar Australia per jam. Kabar ini semakin di perkuat dengan pernyataan rekan dekat kedua orang ini yaitu Alex Devantier yang menyatakan bahwa Volke tidak memiliki keahlian menjadi koki atau chef. Bahkan kehidupan masa lalunya juga disimpan rapat dari keluarga.
Baca juga: Benarkan Gunung Kemukus menjadi Tempat Ritual Pesugihan?
Diketahui keduanya ternyata pernah bekerja di sebuah rumah bordil bernama Pleasure Dome di Melbourne. Usai bertemu, keduanya akhirnya bekerja secara pribadi dengan menawarkan melalui internet. Dorothy Volke yang merupakan ibu dari Marcus Volke mengatakan bahwa ia tidak mengetahui dengan pasti mengenai kehidupan sang anak dan juga apa pekerjaannya. Senada juga Ibu Mayang, ia sendiri juga tidak mengetahui pekerjaan sang anak di Australia yang bermaksud untuk membantu meringankan beban keluarga.

Pihak kepolisian Queensland sendiri untuk saat ini masih membuka pintu bagi yang memiliki informasi mengenai kedua belah pihak untuk memberitahukan kepada pihak mereka untuk mempermudah investigasi. Untuk saat ini sendiri Kepolisian Brisbane sendiri masih menduga bahwa penyebab kematian Mayang Prasetyo ini akibat kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di luar batas. Penyebab utama pembunuhan ini masih misterius setelah sang terdakwa memutuskan bunuh diri.

Berlangganan Artikel Melalui Email!

Suka dengan artikel kami? Daftarkan email anda sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari DetiaBlog

Load comments

0 Response to "Kisah Tragedi Mayang Prasetyo"