Sebuah Apel yang Tak Pernah Tersentuh
Awalnya sih biasa saja melihatmu bahkan tak terpikir untuk memilikimu, tetapi karena perhatian yang kamu berikan, lambat laun hatiku meleleh, semakin hari, semakin meleleh, hati ini semakin lapar akan perhatianmu. Aku pun tersadar kalau hati ini telah memilihmu sejak hari itu. Aku mulai khawatir dengan keadaan ini. Aku mulai mengkhawatirkan dirimu, dirimu yang selalu memberikan semangat kepadaku untuk menuju masa depan.
Aku tahu banyak yang mendekat kepadamu bahkan aku merasa ragu aku ada dipikiranmu juga atau malah sebaliknya. Tetapi caramu memberi perhatian kepadaku, itu yang meyakinkanku. Rasa ini telah berubah, dulu aku yang cuek kepadamu, kini semakin perhatian, setiap hari bahkan setiap detik, kamulah yang memberikan inspirasi, memberikan kebahagiaan.
Aku tak perduli lagi, rasa ini semakin dalam. Aku ingin segera mengatakan kepadamu, dan lagi. Aku tak mau mengetahui dengan cepat jawaban dari mulutmu, aku ingin tetap mencintaimu. Aku takut kamu mengatakan tidak, dan aku menjadi lemah kembali.
Hari berikutnya aku lalui sendiri, hari demi hari mencoba untuk tidak memikirkanmu. Mencari kesibukan, itulah caraku untuk melupakanmu, tetapi disaat sunyi mulai datang, rasa itu kembali lagi. Bayangan wajahmu, senyummu, terlihat jelas dimataku.
Rasa yang sama, meskipun lama tak melihatmu, tetapi hati ini tetap memilihmu, entah ini sebuah kebodohan atau apa, aku tidak perduli. Walau aku tak pernah memilikimu, tetapi aku tetap mencintaimu. Bagiku you're the apple of my eyes.
Cerita ini terinspirasi dari sebuah film Taiwan yang berjudul You're The Apple of My Eyes. Sebuah film drama romantis yang diceritakan berdasarkan novel karya Giddens yang dirilis pada tahun 2011. Pemain dalam film ini antara lain Ko Chen-Tung dan Michelle Chen yang disutradarai oleh Giddens Ko. Film ini pernah mencetak rekor box office di Taiwan, Singapura, dan Hongkong.
Aku tahu banyak yang mendekat kepadamu bahkan aku merasa ragu aku ada dipikiranmu juga atau malah sebaliknya. Tetapi caramu memberi perhatian kepadaku, itu yang meyakinkanku. Rasa ini telah berubah, dulu aku yang cuek kepadamu, kini semakin perhatian, setiap hari bahkan setiap detik, kamulah yang memberikan inspirasi, memberikan kebahagiaan.
Aku tak perduli lagi, rasa ini semakin dalam. Aku ingin segera mengatakan kepadamu, dan lagi. Aku tak mau mengetahui dengan cepat jawaban dari mulutmu, aku ingin tetap mencintaimu. Aku takut kamu mengatakan tidak, dan aku menjadi lemah kembali.
Baca juga: Setialah pada Orang yang BerkomitmenSampai suatu ketika, aku membuat kesalahan sehingga kita saling berjauhan. Tak ada lagi semangat, hari-hariku semakin terpuruk. Ingin melihatmu lagi tapi aku tak bisa. Gelisah, resah, semua keadaan buruk menimpaku, seakan dunia berhenti berputar sehingga aku berada di posisi paling bawah.
Hari berikutnya aku lalui sendiri, hari demi hari mencoba untuk tidak memikirkanmu. Mencari kesibukan, itulah caraku untuk melupakanmu, tetapi disaat sunyi mulai datang, rasa itu kembali lagi. Bayangan wajahmu, senyummu, terlihat jelas dimataku.
Rasa yang sama, meskipun lama tak melihatmu, tetapi hati ini tetap memilihmu, entah ini sebuah kebodohan atau apa, aku tidak perduli. Walau aku tak pernah memilikimu, tetapi aku tetap mencintaimu. Bagiku you're the apple of my eyes.
Cerita ini terinspirasi dari sebuah film Taiwan yang berjudul You're The Apple of My Eyes. Sebuah film drama romantis yang diceritakan berdasarkan novel karya Giddens yang dirilis pada tahun 2011. Pemain dalam film ini antara lain Ko Chen-Tung dan Michelle Chen yang disutradarai oleh Giddens Ko. Film ini pernah mencetak rekor box office di Taiwan, Singapura, dan Hongkong.
Berlangganan Artikel Melalui Email!
Suka dengan artikel kami? Daftarkan email anda sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari DetiaBlog
Suka bngt film'a, mirip dngn khidupan ku!
BalasHapus