Sejarah Tabanan Bali Sagung Ayu Wah
Sebelum jauh mengetahui tentang Sejarah Tabanan Bali, ada baiknya kita mengetahui sejarah R. A kartini yang menjadi sosok pahlawan bersejarah pada eranya karena berkat beliau bisa mengangkat derajat golongan wanita untuk menyetarakan gender.
Mungkin anda sudah tahu bahwa setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini secara nasional. Begitu pula kota Tabanan Bali juga terlahir dari sosok seorang wanita. Dialah Sagung Ayu Wah atau biasa dikenal sebagai Sagung Wah.
Beliau merupakan adik bungsu dari I Gusti Ngurah Rai Perang, yaitu raja Tabanan yang telah gugur saat perang melawan belanda di Puri, Denpasara pada tahun 1906. Keberanian dari wanita ini juga hampir sama dengan yang diperjuangkan oleh R.A Kartini dimasanya yaitu menyejajarkan wanita dengan kaum laki-laki.
Dari sinilah sejarah dimulai, karena beliau mulai memimpin anggota golongan wanita untuk melawan penjajah belanda. Bila anda datang ke kota bali, cobalah anda memperhatikan patung wanita yang berada di dekat Gedung Mario Tabanan yang dibangun pada tahun 1994 merupakan pejuang wanita yang menjadi sejarah besar bagi kota Tabanan.
Pada saat itu, gugurnya I Gusti Ngurah Rai Perang sebagai raja, penguasaan belanda makin menjadi dan sempat menghancurkan tempat kemegahan dari raja di tempat tersebut sampai kerajaan yang dipimpin oleh keturuan Sira Arya uga kalah di tangan Belanda. Dengan semangat yang membara untuk memerdekakan kaumnya, gadis belia ini mulai luput dari penjajah Belanda.
Alkisah Sejarah Tabanan Bali dimulai dari pemberontakanya terhadap Belanda setelah menghimpun kelompok untuk mengumpulkan kekuatan di Kota Wangaya. Penggemblengan dimulai dari tanggal 5 Desember 1906 dan pasukan tersebut mulai membawa senjata sakti Luhur Batukaru menuju kota Tabanan.
Kemudian pertempuran besar-besaran pun terjadi di Tuakilang antara pasukan Sagung Wah dan Belanda. Semua senjata belanda mulai dari meriam, bedil dan lain sebagainya dikerahkan untuk menepis kesaktian senjata yang diperoleh pasukan wanita gagah ini di Batukaru.
Selanjutnya si penjajah ini mundur dan mencari perlindungan di Puri Kaleran. Disana, belanda mengeluarkan senjata Ki Tulup Empet yang mampu menangkal senjata pasukan Wagung Sah. Selanjutnya pertempuran pun mulai tidak seimbang karena hari semakin gelap dan pemimpin Sagung Wah memutuskan kembali ke Wangaya bersama-sama dengan beberapa pasukan yang masih hidup.
Belanda pun sangat serius menghadapi pertempuran yang dilakukan oleh pasukan Sagung Wah. Dan untuk menghindari hal tersebut Sagung Wah memutuskan berpindah ke Puri Anyar Kerambitan. Namun disisi lain ada kabar dari utusan Tabanan supaya Sagung Wah kembali ke Puri Tabanan Untuk Memimpin kerajaan disana sebagai ratu. Ternyata hal tersebut hanyalah sebuah tipu muslihat Belanda untuk menangkap pimpinan pasukan pemberontakan ini.
Dari sinilah, Sagung Wah bisa ditangkap oleh para penjajah Belanda di depan Pura Manik Selak, Dauh Pala pada saat ditandu untuk menuju ke instana raja Puri Tabanan. Perjalanan yang sangat panjang ini akhirnya berakhir karena Sagung wah tertangkap dan diasingkan ke kota Lombok. Meski begitu Kepahlawanan dari seorang wanita bernama Sagung Wah ini tak luput dari sejarah yang begitu besar.
Keberanianya dan keuletanya dalam memimpin pasukanya menjadi simbol bahwa beliau merupakan wanita pemberani diantara wanita- wanita yang ingin memperjuangakn kemerdekaan rakyat Tabanan dan juga mengangkat derajat para wanita pada zaman itu. Dan kini simbol dari Sejarah Tabanan Bali telah diabadikan dengan adanya kota Tabanan tersebut beserta patung dekat catus pata yang bertempat dekat dengan lingkungan Puri.
Semoga keberanianya memotivasi kita semuanya untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat lagi. Perlu diketahui juga kalau Pulau tabanan ini juga menjadi tempat pilihan private party yang diadakan oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina pada bulan Oktober 2014 kemarin.
Mungkin anda sudah tahu bahwa setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini secara nasional. Begitu pula kota Tabanan Bali juga terlahir dari sosok seorang wanita. Dialah Sagung Ayu Wah atau biasa dikenal sebagai Sagung Wah.
Beliau merupakan adik bungsu dari I Gusti Ngurah Rai Perang, yaitu raja Tabanan yang telah gugur saat perang melawan belanda di Puri, Denpasara pada tahun 1906. Keberanian dari wanita ini juga hampir sama dengan yang diperjuangkan oleh R.A Kartini dimasanya yaitu menyejajarkan wanita dengan kaum laki-laki.
Dari sinilah sejarah dimulai, karena beliau mulai memimpin anggota golongan wanita untuk melawan penjajah belanda. Bila anda datang ke kota bali, cobalah anda memperhatikan patung wanita yang berada di dekat Gedung Mario Tabanan yang dibangun pada tahun 1994 merupakan pejuang wanita yang menjadi sejarah besar bagi kota Tabanan.
Baca Juga: Mengenal Kebudayaan Reog Ponorogo
Pada saat itu, gugurnya I Gusti Ngurah Rai Perang sebagai raja, penguasaan belanda makin menjadi dan sempat menghancurkan tempat kemegahan dari raja di tempat tersebut sampai kerajaan yang dipimpin oleh keturuan Sira Arya uga kalah di tangan Belanda. Dengan semangat yang membara untuk memerdekakan kaumnya, gadis belia ini mulai luput dari penjajah Belanda.
Alkisah Sejarah Tabanan Bali dimulai dari pemberontakanya terhadap Belanda setelah menghimpun kelompok untuk mengumpulkan kekuatan di Kota Wangaya. Penggemblengan dimulai dari tanggal 5 Desember 1906 dan pasukan tersebut mulai membawa senjata sakti Luhur Batukaru menuju kota Tabanan.
Kemudian pertempuran besar-besaran pun terjadi di Tuakilang antara pasukan Sagung Wah dan Belanda. Semua senjata belanda mulai dari meriam, bedil dan lain sebagainya dikerahkan untuk menepis kesaktian senjata yang diperoleh pasukan wanita gagah ini di Batukaru.
Baca Juga: Gambang Kromong Khas Betawi
Selanjutnya si penjajah ini mundur dan mencari perlindungan di Puri Kaleran. Disana, belanda mengeluarkan senjata Ki Tulup Empet yang mampu menangkal senjata pasukan Wagung Sah. Selanjutnya pertempuran pun mulai tidak seimbang karena hari semakin gelap dan pemimpin Sagung Wah memutuskan kembali ke Wangaya bersama-sama dengan beberapa pasukan yang masih hidup.
Belanda pun sangat serius menghadapi pertempuran yang dilakukan oleh pasukan Sagung Wah. Dan untuk menghindari hal tersebut Sagung Wah memutuskan berpindah ke Puri Anyar Kerambitan. Namun disisi lain ada kabar dari utusan Tabanan supaya Sagung Wah kembali ke Puri Tabanan Untuk Memimpin kerajaan disana sebagai ratu. Ternyata hal tersebut hanyalah sebuah tipu muslihat Belanda untuk menangkap pimpinan pasukan pemberontakan ini.
image courtesy pakettourbalimurah.com |
Keberanianya dan keuletanya dalam memimpin pasukanya menjadi simbol bahwa beliau merupakan wanita pemberani diantara wanita- wanita yang ingin memperjuangakn kemerdekaan rakyat Tabanan dan juga mengangkat derajat para wanita pada zaman itu. Dan kini simbol dari Sejarah Tabanan Bali telah diabadikan dengan adanya kota Tabanan tersebut beserta patung dekat catus pata yang bertempat dekat dengan lingkungan Puri.
Semoga keberanianya memotivasi kita semuanya untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat lagi. Perlu diketahui juga kalau Pulau tabanan ini juga menjadi tempat pilihan private party yang diadakan oleh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina pada bulan Oktober 2014 kemarin.
Berlangganan Artikel Melalui Email!
Suka dengan artikel kami? Daftarkan email anda sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari DetiaBlog
0 Response to "Sejarah Tabanan Bali Sagung Ayu Wah"