Penyebab dan Diet yang Tepat untuk Penderita Anemia

Bagi penderita anemia, diet merupakan tantangan tersendiri untuk dilakukan, tetapi ternyata diet justru disarankan oleh beberapa ahli. Menurut data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya 1,62 miliar orang di dunia menderita karena anemia. Anemia sendiri adalah suatu keadaan dimana jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah batas normal. Kandungan hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah ini bertugas membawa oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya keseluruh bagian tubuh.

Makanan yang Tepat untuk Penderita Anemia

Dalam kondisi ini, seseorang bisa dikatakan terkena penyakit anemia jika konsentrasi hemoglobinnya kurang dari 13,5 g/dl atau hematokrit kurang dari 41 persen (pada laki laki), serta konsentrasi hb kurang dari 11,5 g/dl atau hematokrit kurang dari 36 persen (pada perempuan).

1. Tanda dan gejala anemia

Jika seseorang mengalami anemia dalam waktu yang lama, maka konsentrasi hbnya akan semakin rendah. Sehingga muncul gejala-gejala berupa asimptomatik, letargi, napas pendek atau sesak (terutama saat beraktivitas), kepala terasa ringan, serta palpitasi. Sedangkan tanda anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan adalah pucat pada membran mukosa.

2. Klasifikasi anemia

Secara garis besar, anemia dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yakni :

a. Klasifikasi anemia akibat gangguan eritropoises
Anemia yang diakibatkan oleh gangguan eritropoises adalah :
  1. Anemia defisien besi
  2. Tidak cukupnya suplai besi di dalam tubuh, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hopokrom dan mikrositer.
  3. Anemia megaloblastik
  4. Defisien folat atau vitamin B12 bisa mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA. Efek yang timbul dari kejadian tersebut adalah hematopoiesis yang tidak efektif, megaloblas atau pembesaran prekursor sel darah di sumsum tulang, serta pansitopenia.
  5. Anemia aplastik
  6. Anemia aplastik adalah suatu kondisi di mana sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas dapat terjadi akibat racun, reaksi terhadap virus atau obat, paparan radiasi, serta defek pada perbaikan DNA dan gen.
  7. Anemia mieloptisik
  8. Anemia mieloptisik ini disebabkan adanya penggantian sumsum tulang oleh serangan sel-sel tumor serta kelainan granuloma yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal.

b. Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel
Anemia yang berdasarkan ukuran sel meliputi :
  1. Anemia mikrositik
  2. Penyebab utamanya adalah defisien besi dan talasemia (gangguan hb).
  3. Anemia normositik
  4. Penyebab utamanya sendiri diakibatkan oleh penyakit kronis, seperti gangguan ginjal.
  5. Anemia makrositik
  6. Penyebab utamanya adalah pengkonsumsian alkohol dan anemia megaloblastik.

3. Penyebab anemia

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan oleh :
  1. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada gangguan sistem imun dan talasemia.
  2. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik dan kekurangan nutrisi.
  3. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat menstruasi, pendarahan akut, trauma, pendarahan kronis, dan ulser kronis.

4. Diet tepat mencegah anemia

Siapapun pasti tidak ingin mengalami penyakit kurang darah atau anemia. Selain menggangu kreativitas dan produktivitas kerja, orang yang menderita anemia juga beresiko terhadap komplikasi penyakit lain. Hal tersebut terjadi karena penderita anemia memiliki daya tahan tubuh yang rendah.

Menurut penelitian, wanita lebih rentan terkena penyakit anemia. Namun, jangan berkecil hati dulu, sebab semuanya bisa dihindari dengan melakukan diet sehat dan tepat bagi tubuh. Sebetulnya, ada banyak hal yang dapat digunakan oleh wanita agar terhindar dari anemia, misalnya saja dengan menjaga asupan zat besi, mengonsumsi jus jeruk setelah makan, dan tidak minum teh setelah makan (teh dapat membuat zat besi yang dikonsumsi bersama makanan, larut dan terbuang percuma).

Kepintaran menyiasati makanan yang diasup, dapat menjadikan tubuh terhindar dari penyakit anemia. Penderita anemia bisa meningkatkan konsumsi daging, makanan laut, buah dan sayur. Sementara itu, agar terhindar dari anemia, lebih disarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang bisa menghambat penyerapan zat besi, misalnya menghindari makanan yang mengandung phytate yang terdapat pada kacang-kacangan, tepung, dan biji-bijian.

Selain itu hindarilah teh, kopi, dan coklat. Sejatinya, semua makanan yang dihindari tersebut baik bagi tubuh. Namun, hindari mengonsumsinya ketika makan besar. Misalnya, minumlah teh 2 jam sebelum atau sesudah makan. Strategi terbaik guna mengubah pola makan adalah dengan mengombinasikan zat besi dalam menu makanan.

Berikut ini beberapa makanan yang kaya akan zat besi :
  1. Aprikot. Buah aprikot memiliki kandungan zat besi yang komplit.
  2. Bit hijau. Bit hijau merupakan sumber vitamin A, vitamin B2, zat besi dan mangan.
  3. Chard. Chard termasuk sayuran yang mempunyai kandungan zat besi dan vitamin A.
  4. Jagung. Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga sumber vitamin A dan C.
  5. Telur. Telur kaya akan semua mineral, termasuk vitamin B dan zat besi. Telur sebaiknya dimakan ketika sarapan pagi, karena telur mengandung jumlah energi yang memadai.
  6. Kangkung. Selain mengandung zat besi, kalsium, dan juga kalium yang tinggi, kangkung adalah sumber vitamin A, B, dan C yang baik.
  7. Molase. Molase menyediakan sumber zat besi yang sangat baik guna mengatasi anemia.
  8. Kismis. Kismis merupakan makanan yang bersifat basa dan dapat membantu mengatasi kondisi asam tubuh dimana makanan ini mengandung zat besi yang sangat tinggi.
  9. Bayam. Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A. Bayam harus menjadi bagian dari menu diet rutin semua orang.
  10. Daging. Daging kaya akan zat besi dan dapat meningkatkan jumlah hemoglobin. Selain itu, daging mudah diserap oleh usus sehingga tidak menyebabkan pencernaan terganggu. Tapi, jangan sampai mengonsumsi daging secara berlebihan, sebab hal itu dapat membuat risiko serangan jantung meningkat. Makanlah daging yang kandungan lemaknya rendah dan lengkapi dengan diet yang seimbang.
  11. Sayuran. Sayuran merupakan salah satu makanan yang bisa menambah darah. Namun, tak semua sayuran bisa membantu mengatasi anemia. Sayuran penambah darah yang baik adalah lobak, bayam, brokoli, ubi, kacang polong hijau, kentang, kacang merah, kol, dan sawi.
  12. Buah-buahan. Selain memperlancar aliran darah, buah-buahan seperti plum, apel, anggur, dan melon, juga menambah jumlah sel darah merah.
  13. Kacang Almond. Beberapa jenis kacang dapat mengatasi anemia, khususnya kacang almond.
  14. Roti dan Serealia. Makanan ini bisa memberikan 20 persen kebutuhan zat besi jika Anda mengonsumsinya setiap hari.

5. Nutrisi bagi penderita anemia

Jenis makanan yang disarankan untuk penderita anemia adalah makanan yang memiliki kandungan :
  1. Zat besi, yang meliputi kuning telur, buah-buahan yang dikeringkan (misalnya kismis), daging sapi, sayur-sayuran yang berwarna hijau (kangkung, kacang buncis, daun katuk, daun singkong, daun ubi jalar, kacang panjang, bayam), serta hati.
  2. Asam folat, yang terdapat pada hati, jamur, pisang, dan apel.
  3. Protein, yang bisa diperoleh dari telur, susu, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

Berlangganan Artikel Melalui Email!

Suka dengan artikel kami? Daftarkan email anda sekarang untuk mendapatkan artikel terbaru dari DetiaBlog

Load comments

0 Response to "Penyebab dan Diet yang Tepat untuk Penderita Anemia"